Sabtu, 31 Desember 2016



2k16~
Tahun dimana cita-cita dan cinta disatu padukan, Menjadi suatu pilihan yang diharuskan.
Antara mendahulukan cinta atau cita-cita Atau bahkan meninggalkan cinta demi cita-cita.
Aku tak tau, bagaimana kisah percintaan dan cita-cita berbanding terbalik dari apa yang aku bayangkan.
Percintaanku telah hilang.
Cinta.
Yang pada saat itu kamu lah yang memisahkan.
Entah aku harus mencela atau mengikhlaskan.
Karena kamu telah memutuskan untuk mengakhiri saat aku masih menyayangi.
Meninggalkanku seperti tidak ada kesan dan pesan.
Tak pernah seburuk ini aku terpuruk, hingga akhirnya aku hanya bisa mengikhlaskan kepergian yang tidak aku inginkan.
Aku terpuruk, mungkin menurutmu aku seseorang yang suka bercanda dan tidak akan selama ini terpuruk, nyatanya aku terpuruk sepanjang hari bahkan sepanjang waktu.
Mungkin benar katamu, aku tak pernah menunjukkan bagaimana aku menyayangi.
Mungkin kamu tidak senang dibercandai, tapi percayalah itu tanda aku menyayangi.
Kamu meninggalkan dengan alasan yang sangat klasik, mungkin maksudmu aku sudah tidak asik.
Terimakasih kamu, terima kasih atas semua sakit yang pernah ada. Kamu mengajari bahwa cinta tidak pernah mati, tapi terkadang cinta suka melukai hati.
Cinta akan membuat orang bekerja keras demi cita-cita.
Cita-cita ku mulai berdatangan seiring aku berjalan perlahan kedepan.
Tanpa adanya kamu yang sering aku banggakan.
Satu persatu impianku menjadi kenyataan.
Menjadi seseorang yang ibuku inginkan.
Tanpa mu, aku berdiri.
Tanpa mu, aku mengerti bahwa mengejar sesuatu yang diinginkan memang harus dari diri sendiri.
Tuhan adil...
Memberikan tawa setelah mendapat kecewa.
Memberikan suka setelah aku mendapat luka.
Sudah ku duga, dibalik semua duka akan ada bahagia.
Tuhan, memberikan kado yang mungkin tidak aku dapati sedari dulu.
Dengan berkuliah di salah satu univ negri di jakarta, mendapat runner up di sebuah kompetisi stand up comedy,  mendapat penghargaan social media, dan menjadi brand ambassador salah satu pakaian yang terkenal di indonesia.
Menurutku ini suatu kado yang mungkin semua orang inginkan, yang aku dapatkan.
Tuhan, aku tau sekarang.
Jika esok aku bersedih, ingatkan bahwa aku pernah bersedih sebelumnya.
jika esok aku kecewa, ingatkan bahwa aku pernah sebegitu kecewa sebelumya.
Dan jika esok aku lebih bahagia, tunjukkan aku bagaimana rasanya sangat bersyukur atas nikmat yang kau berikan.
Tuhan, terimakasih..
Sekarang, aku mengerti arti dari membolak balikkan hati.
Aku mengerti arti mengikhlaskan yang pergi.
Dan aku mengerti, hanya TUHANkulah yang baik hati.

Kamis, 15 Desember 2016

Hari ini mungkin pada detik ini juga aku masih mengingatmu dan sampe selamanya masih mengingatmu.
Mengingatmu sebagai salah satu orang yang berhasil melepas tawaku selepas-lepasnya.
Membahagiakanku dengan caramu sendiri.
Indah itu kataku setelah bersamamu.
Aku senang ada kamu,sumpah demi tuhan aku sangat senang.
Tapi senangku berubah ketika kamu tidak ada.
Tidak ada bersamaku.
Kamu pergi dengan caramu, pergi yang tidak kusukai.
Kamu pergi tanpa salam.
Kamu berlalu, sedangkan aku masih menunggu.
Sampai kapan? Sampai nanti kamu memberi tau bahwa kamu akan menetap dihatiku.
Mungkin tidak mungkin, tapi aku hanya manusia yang suka dengan hal tidak mungkin.
Aku kecewa...
Tapi sumpah aku ga kecewa sama kamu, karena kamu hal yang paling indah.
Tapi aku sangat kecewa terhadap diriku sendiri, yang menaruh harapan besar terhadap dirimu.
Padahal aku tau perihnya sebuah pengharapan. Bahkan kita tau sebuah pengharapan yang berakhir jika indah maka akan indah banget, atau sebaliknya.
Kekecewaan ku hanya dirasa dihati tidak dengan bibir yang selalu tersenyum manis untuk dunia.
karena hanya bibir yang lebih sering membantu hati agar tidak terlihat betapa kecewanya hati.
dulu aku fikir kamu yang bodoh telah meninggalkanku, ternyata setelah aku berkaca.
Akulah yang paling bodoh telah mengharapkanmu.
Waktu itu kamu sempat membuat hati ini sehat, namun kamu membuatnya sakit bahkan lumpuh.
Kamu tidak perlu memulihkannya, aku hanya butuh waktu yang memulihkannya, selebihnya biar aku aja yang tanggung jawab atas ulahku ini.
Ini ulahku memang, mempercayakan diriku seakan-akan perasaan kita sama.
Sama-sama menaruh perasaan yang sama.
Kita tidak akan menjadi kita..
Karena kamu hanya datang untuk mencari secercah tawa, tidak dengan aku yang mencari bahagia.
Esok sampai seterusnya kamu masih dibagian terindah di dalam hidupku.
 
Dari aku yang merindu.


x